Bahaya Konsumsi Telur Penyu

           Dari hasil penelitian terhadap kandungan dan manfaat telur penyu tidak di dapatkan atau di temukan kandungan istimewa dan menguntungkan dari telur penyu, Kandungan Protein telur penyu tidaklah lebih dari kandungan Protein telur ayam fakta sebaliknya ternyata peneletian menemukan dalam kandungan telur penyu mengandung kolesterol yang sangat tinggi, jumlah kandungan kolesterol dalam telur penyu 20 kali lipat dari telur ayam sehingga berpotensi menyumbat pembuluh darah dan menimbukan berbagai penyakit berbahaya.

            Bahkan lebih parah lagi ternyata penelitian yang dilakukan oleh beberapa negara seperti Australia dan Malaysia bahwasanya kandungan dalam telur penyu mengandung senyawa beracun yaitu PCB (polycholrinated biphenyl) yang mana senyawa ini tergolong senyawa logam berat yang mampu memicu berbagai resiko kesehatan yang mengerikan seperti kanker, kerusakan sistem syaraf dan gangguan hormone bahkan ibu hamil yang mengkonsumsi telur penyu dapat beresiko cacat permanen pada bayi yang dilahirkannya. bagi pria Telur penyu yang dianggap masyarakat dapat meningkatkan gairah pada pria hanyalah mitos belaka, bukan perkasa yang di dapat akan tetapi justru menimbulkan penyakit yaitu Impotensi.

            Untuk itu  pemahaman yang tidak berdasarkan penelitian terhadap telur penyu perlu kita luruskan kembali mengingat bahaya mengkonsumsi telur penyu terhadap kesehatan manusia, jangan biarkan telur telur penyu yang tidak baik untuk dikonsumsi menjadi penyakit bagi manusia yang tidak tahu terhadap kandungan senyawa beracun PCB (polycholrinated biphenyl). telur penyu bukan untuk dikonsumsi biarkan telur telur penyu berproses dengan kealamiannya sehingga keberadaan penyu tidak punah. (M-14141.KP)

polychlorinated biph

Pendapat yang beredar di kalangan masyarakat awam bahwa dengan mengkonsumsi telur penyu dapat meningkatkan gairah pada pria hanyalah mitos belaka. Bukan perkasa yang didapatkan, tetapi justru beresiko menimbulkan impotensi. - See more at: http://www.covesia.com/berita/2964/hati-hati-konsumsi-telur-penyu-pria-bisa-impotensi.html#sthash.301zFXt0.dpuf